JAKARTA, kini.co.id – Klub Persipasi Bekasi kembali diakui oleh PSSI. Meski demikian, hal ini tidak membuat terlalu bangga sebab PSSI hanya menempatkan Persipasi pada kompetisi di Liga Nusantara (Liganus) 2017. Liganus sendiri merupakan kompetisi kasta ketiga, setelah Indonesia Super League dan Divisi Utama.
“Kami mohon Ketua Umum PSSI saat ini, untuk meninjau ulang keputusan Kongres PSSI mengenai keberadaan di Liganus,” ujar Yeksa Sarkeh Chandra, Sekertaris klub Persipasi Bekasi, Rabu (11/1/2017).
Menurut Sarkeh, Persipasi yang didirikan pada tahun 1997 adalah klub profesional, dan memiliki legalitas yang cukup melalui bendera PT Patriot Indonesia. Alhasil pertemuan kongres PSSI belum lama ini, yang menempatkan Persipasi pada Liganus kata dia, sama saja menceburkan klub profesional pada kompetisi amatir.
“Namanya memang liga, tapi formatnya regional yang diputar di tiap provinsi. Kalau juara di provinsi, baru di ikutkan di tingkat nasional. Juara satu dan dua, baru bisa promosi ke Divisi Utama,” ujar dia.
Sarkeh menjelaskan, sebelumnya tujuh klub yang dicoret dari keanggotaan PSSI, bergabung dalam Asosiasi Klub Seluruh Indonesia (AKSI). Lebih dari setahun, ketujuh klub ini berjuang untuk menggalang dukungan agar PSSI bersedia melakukan pemutihan klub yang terkena sanksi.
Dari tujuh klub AKSI, hanya Persebaya Surabaya saja yang diberikan tempat oleh PSSI di Divisi Utama, dengan alasan tim legenda. Sisanya enam klub lain yakni, Persibo Bojonegoro, Persema Malang, Lampung FC, Arema Indonesia, Persiwangi Banyuwangi dan Persipasi Bekasi, ditempatkan di Liganus karena alasan tim baru.
“Terakhir sebelum dicoret PSSI, kami berlaga di Divisi Utama,” kata dia.
Hilangnya nama Persipasi Bekasi beberapa tahun lalu dari kancah persepakbolaan nasional kata Sarkeh, terjadi ketika ada dualisme kepengurusan.
“Tiba – tiba Persipasi merger dengan Pelita Bandung Raya (PBR), jadi Persipasi Bandung Raya. Setelah itu berubah kembali menjadi Madura United, seolah – olah Persipasi hilang dari kancah sepak bola nasional,” tutur dia.
“kami berusaha konfirmasi ke pengurus PSSI lalu. Katanya, merger Persipasi tidak tercatat di PSSI. Kalau merger itu dilakukan pengurus Persipasi yang lain. Itulah yang membuat Persipasi hilang dari kancah sepak bola nasional,” sambung dia.
Saat ini pengurus Persipasi baik kubu Yulianto maupun Engkus Prihatin, masih menunggu keputusan Walikota Bekasi Rahmat Effendi.
“Sesuai kesepakatan klub dibawah Persipasi, untuk permasalahan dualisme pengurus, penyelesaian diserahkan ke walikota. Tinggal tunggu wali, maunya apa. Kita akan fatsun apapun keputusannya,” tandas dia.